Cerita Horror.id - Saat ini aku sedang berlibur. Di sebuah kota yang memiliki banyak pantai yang super indah. Aku tinggal di rumah sepupuku yang super besar, tapi hanya ada empat orang yang tinggal disana--termaksud aku.
Awal mula aku tiba dirumah itu, yang aku pikirkan hanya. 'Wah.. Gede banget rumahnya'
Aku juga sering sholat di luar kamar--letaknya di lantai dua--lantai dua khusus daerah sepupuku, dia anak tunggal. (Di lantai dua ada kamarnya, ruang pakaian+toilet, dan ruang santai super luas yang sering aku jadikan tempat sholat.
Karena masih dalam pikiran yang amat bersih, bahkan ketika subuh--yang suasananya super senyap dan lampu di ruang santai sudah mati, so.. gelap--aku masih berani sholat subuh di ruangan itu. Sendiri.
Esoknya setelah satu hari berlalu, sepupuku--yang lebih tua setahun dariku--mengajakku jalan-jalan bersama kekasihnya. Syukur masih ada sepupuku lainnya--umurnya dibawahku--jadi aku tidak perlu menjadi obat nyamuk.
Kami keluar dari rumah pada pukul 2 siang setelah aku selesai sholat jamak. Aku dibawa ke rumah makan untuk makan siang, lokasinya sangat sejuk karena berada di pertengahan sawah.
Usai makan siang, kami melanjutkan perjalanan kami untuk berjalan-jalan--naik mobil kekasih sepupuku. Aku dibawa ke sebuah lokasi yang luar biasa indah. Aku menyebutnya.. 'Ih, mirip California ya!'
Lokasi itu adalah sebuah jalan beraspal yang diapit dua hamparan tanah kosong yang di ujungnya terdapat jurang. Sesekali juga terlihat pegunungan dan hamparan lautan yang tergaris alami di ujung pandangan.
Lokasi itu memang hanya sebuah perjalanan yang ditemani pemandangan indah. Jarak tempuh menuju jalan keluar juga sangat jauh, mungkin selama 1 jam, dan jika ingin kembali, harus memutar balik, karena hanya itu jalan satu-satunya.
Kekasih sepupuku sempat berkata. 'Disini pemandangannya memang indah, tapi disini dulunya tempat pembuangan mayat.' Tentu kami yang tadinya asik bercanda menjadi senyap. Pemandangan yang tadinya kami suka menjadi tampak menyeramkan. Apalagi ketika kami berada disana hari sudah mulai senja. Sisa perjalanan itu pun kami isi dengan mendengar cerita kelam di tempat itu.
BACA JUGA : SI ABANG BERBULU
Tepat ketika warna langit sudah menjadi orange, akhirnya mobil kami berhasil keluar dari sana. Ketika itulah, aku tidak tahu bagaimana perasaan sepupu-sepupuku lainnya, tapi yang pastinya, sejak kami keluar dari jalan itu, aku mulai merasa resah. Tidak tahu mengapa, aku cemas begitu saja.
Kami tiba dirumah pada saat magrib. Karena aku masih merasa resah, aku lebih dulu masuk toilet yang ada di lantai bawah. Aku membasuh wajah, mencuci tangan dan kakiku. Saking resahnya, aku memilih duduk di dapur sejenak. Minum beberapa gelas air hangat, sedangkan sepupuku sudah pada naik keatas. Kalian mau tahu seperti apa rasanya? Seperti ada yang mengamatiku. Aku tidak merinding, hanya resah dan gerah.
Sangat tidak nyaman, aku naik keatas. Aku mandi lalu segera sholat magrib. Usai sholat, aku merasa sudah lebih mendingan. Dan sejenak aku melupakan cerita kelam itu, yang sebenarnya sedari tadi terus menggangguku.
Malam itu sepupuku asik nonton film horror. Sampai 3 film mereka putar. Aku yang tidak suka--alias penakut--memilih tidur, tentunya usai sholat isya.
Dan ini dia yang membuatku ketakutan akut.
Seperti biasa aku selalu terbangun ketika mendengar azan subuh. Karena aku sangat peka akan bebunyian. Aku dalam kondisi sangat mengantuk, bahkan masih belum sadar sepenuhnya. Buka mata saja masih sulit. Langkah malasku membawaku keluar dari kamar tidur.
Diluar sangat gelap, tapi aku belum menyadarinya. Aku masuk kedalam ruang pakaian, lampu ruang itu aku biarkan mati. Aku lanjut masuk kedalam toilet. Aku geser pintu toilet, aku masuk sembari menyalakan lampunya. Dalam posisi menyampingi pintu, aku hendak menggeser kembali pintu itu, tapi!
Ada bayangan hitam disampingku. Berdiri dengan posisi sama sepertiku, sama-sama menyampingi pintu. Walau itu hanya bayangan, tapi wujudnya menyerupai wanita. Karena aku bisa melihat rambut panjangnya yang melewati pundaknya. Aku yang dalam keadaan setengah sadar tentu langsung mundur selangkah dengan mataku yang sudah melotot ekstra.
Aku diam sejenak mengamati pandanganku, bayangan itu sudah tidak terlihat. Terlalu membingungkan, segera aku nyalakan lampu ruang pakaian itu. Yang terlihat hanya pantulan tubuhku dari setiap pintu lemari pakaian.
Awalnya aku belum merasa takut. Tapi setelah aku menikirkannya dan terus memikirkannya. Aku sangat yakin, aku benar-benar melihat sosok wanita itu. Syukur yang terlihat olehku hanya rambut dan pundaknya, tidak dengan wajahnya.
Usai itulah aku selalu sholat dikamar dalam keadaan terang benderang. Dan pengalaman memberiku pelajaran, ketika mengunjungi tempat asing, janganlah terlalu ria.
Punya kisah menarik lainnya? Komen dibawah ya :)
Komentar
Posting Komentar