Cerita Horror.id - Pada saat ini jam sudah menunjuk pukul 1 pagi. Tapi karena tugas kampus aku terpaksa harus begadang demi menyelesaikan semua tugasku—yang memang harus dikumpul jam 8 teng.
Karena sudah larut malam, tentu keadaan kos sangat sepi. Bahkan kelewat sepi. Yang terdengar hanya ketukan keyboard laptopku. Tumben juga pada saat itu aku tidak kepikiran untuk nyalain music.
Awalnya sih suasana oke-oke aja. Itu karena pikiranku fokus pada tugas. Srrr! Entah dari mana hawa dingin itu datang, tapi yang pasti sensasinya sukses buat bagian tubuhku sebelah kanan merinding gila.
Tentu aku langsung menoleh ke kanan, kosong.
“Yaiyalah, aku memang sendiri dikamar.“ Begitulah pikirku.
Aku lanjut ngetik yang sialnya mendadak kebelet pipis. Kebetulan toilet berada diluar kamar, hanya berjarak 4 meter dari kamar aku. Yang jadi masalahnya, disaat ketakutan seperti ini, kenapa harus keluar kamar segala! Harus kekamar mandi lagi!
Gak mungkin ditahan, aku paksa kaki ini untuk bergerak. Aku buka pintu kamarku. Alamak.. kenapa lampu ruang tengah dimatiin?!
Padahal sedang takut, tapi tetap aja mataku liat ke kanan ke kiri, buat mastiin di tangga kosong apa tidak? Di lorong kamar-kamar kos kosong apa tidak? Dan syukurnya kosong, hanya gelap saja.
Aku langsung jalan cepat menuju kamar mandi. Ini yang membuat aku selalu menghindari ke kamar mandi di malam hari. Karena asbes kamar mandi kos ada lubangnya. Gak besar banget sih, 40cm gitu besarnya. Tapi kan tetap aja mata ini lirik-lirik pandang ke lubang itu. Berharap gak ada yang ngintip, dan yang terlihat hanya kegelapan.
Saking parnonya, cebok pun asal-asal. Anggap saja bersih. Sedetik itu aku sudah kembali kekamar, gak lupa kunci pintu. Lanjut deh ngetiknya.
Baca Juga : SUARA LOMPATAN DISEBELAH KAMARKU
Lagi-lagi hawa dingin entah dari mana menggoda tubuhku sebelah kanan. Kali ini berhasil buat aku merinding sampe kaku gitu. Karena terasa sangat aneh. Semua bulu tanganku berdiri tegak. Badanku seperti meriang gitu.
“Udah gak bener ini.“ Batinku.
Aku save tugasku dan ku rapikan buku-bukuku.
“Ada apa lagi ini? Liat gak ya?“ entahlah, aku merasa seperti ada yang memperhatikanku.
“Shit lah. Ganggu aja.“ gak tau kenapa, aku malah kesal. Yaiyalah, masa aku diatur-atur hantu! Berkat amarah, aku berani menoleh dan..
F*ck!!
Aku beserta kursiku mendarat ke lantai. Ada cewek disana. Bajunya putih dan panjang sampai menyentuh lantai, wajahnya tertutupi rambut. Dia berdiri disampingku—tepatnya disamping kursiku. Aku sih takut, tapi amarah lebih menguasaiku. Baru saja aku hendak lanjut memaki, eh dianya sudah tak ada.
Tok! Tok! Tok! (Pintu kamarku diketuk)
“Taik lah!“ makiku lagi.
Siapa lagi kalau bukan si hantu! Dikos itu Cuma aku sendiri—karena memang tidak ada yang mau ngekos selain aku. Yang jaga kos juga sedang tidak tidur di kos. Baru aku sadari.
“Pantas kosan ini murah!“
Ketukan pintu itu hanya terdengar 3 kali—begitulah yang aku ingat—sebelum akhirnya keadaan kembali senyap.
“Baru juga seminggu ngekos disini. Kalau besok langsung cabut kan sayang uangnya.“ dan pilihan aku jatuh ke... Tetap ngekos disana.
Bodoh amat sama hantu. Toh lama-lama dia bakal bosan hantuin aku!
Tapi nyatanya setelah 2 bulan kemudian. Hampir setiap hari dia gangguin aku. Suara anak ayam di tengah malam, suara ketukan, tawa dan tangis dia dan sebagainya.
Sebenarnya aku sudah lumayan kebal dengan hantu-hantuan berkatnya—si hantu cewek. Tapi karena aku gak bisa istirahat dengan nyaman, di bulan ketiga aku mutusin untuk keluar dari sana.
Punya kisah menarik lainnya? Komen dibawah ya :)
Komentar
Posting Komentar